15.06.2013 - SALAH SATU TOKOH PENDIRI ACHEH SUMATRA NATIONAL LIBERATION
FRONT (ASNLF) TAMPIL DI TV ONE
Banda Aceh - Salah satu pendiri Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) Dr.
Husaini Hasan dikabarkan tampil dalam acara dialog di TV One, Sabtu 15 Juni 2013, pada
pukul 16.00 WIB.
Informasi itu beredar cepat dikalangan wartawan. “Nanti jam 4 sore ada siaran acara dialog
di TV One, Dr. Husaini Hasan”.
Mantan Menteri Pendidikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu akan mengupas tentang
sosok Wali Nanggroe Malik Mahmud, Qanun Wali Nanggroe, serta Bendera dan Lambang
Aceh versi ASNLF.
Acheh Sumatra National Liberation Front (ASNLF) adalah salah satu organisasi
pembebasan Acheh-Sumatra atau Aceh Merdeka (AM) yang bermukim di Swedia. Selama
ini, ASNLF selalu mengikuti perkembangan terkini Aceh dari Swedia.
Tidak sedikit kebijakan Pemerintahan Aceh di bawah dr Zaini Abdullah-Muzakir Manaf yang
dikritisi. Sebut saja masalah penetapan Wali Nanggroe, Malik Mahmud, pembahasan
Bendera dan Lambang Aceh, serta pembentukkan Lembaga Wali Nanggroe.
Saat ini ASNLF di ketuai oleh Arif Fadhillah dan Yusuf Daud sebagai wakil ketua.
Melalui wawancara di TV One Jakarta, mantan Menteri Pendidikan GAM/ ASNLF dan MP
GAM Dr. Husaini Hasan mengungkapkan bahwa Aceh sekarang itu sudah terkontaminasi
oleh politik kekuasaan kelompok dan yang diuntungkan hanya dilingkungan sekitar mereka
saja, jadi tidak ada persatuan seperti masa perjuangan GAM dahulu.
Ia juga menyatakan ada beberapa kasus yang sampai detik ini belum di tangani karena
pihak penegak hukum di Aceh takut untuk mengusutnya, yaitu : Kasus Penembakan Tokoh
Aceh, seperti mantan Rektor IAIN Ar Raniry Safwan Idris, Mantan Rektor Unsyiah Dayan
Dawood, mantan Wagub Aceh Brigjen HT Johan, hingga soal pemukulan Khatib Jum'at di
Pidie dan kasus lainnya
Ada beberapa solusi yang di sampaikan Dr. Husaini Hasan melalui TV One untuk mengatasi
konflik internal KPA/PA/ASNLF dan kisruh Bendera dan Lambang Aceh, diantaranya,
satukan kembali semua tokoh GAM dulu, Jadi tidak ada lagi perbedaan yang muncul akibat
ketidak adilan antara sesama para Pejuang GAM. Yaitu dengan mengumpulkan kembali
semua tokoh dan mantan Pejuang GAM untuk duduk bersama kembali demi menata Aceh
yang lebih baik kedepan.
Selanjutnya ia menyebutkan, jangan libatkan GAM Cantoi (anak muda non kombatan) dan
tokoh baru di KPA/PA, karena mereka Generasi Muda dan tidak tahu sejarah dan bukan
Pejuang GAM dahulu.
Pada bagian lain Dr. Husaini Hasan menyebutkan, bahwa bendera GAM itu tidak layak di
jadikan Bendera Aceh di bawah NKRI, dan akibat yang di timbulkan dari penunjukan
bendera tersebut melanggar Sumpah GAM pada tahun 1976. Jadi sebaiknya di usulkan
Bendera yang lain yang sesuai dengan Aceh sekarang, karena di bawah NKRI.[]
Sumber : Modus Aceh & copy paste Wall Facebook Kiss FM
KISS TV Kabel Banda Aceh
www.facebook.com/KissTelevisi
www.kissaceh.tv






0 comments:
Post a Comment