Saturday, August 30, 2025

Amanat Seruan Persatuan Nusantara

 


Assalamualaikum ,

Salam sejahtera kepada seluruh saudara sebangsa dan setanah air Nusantara.

Saudara-saudaraku sekalian, bangsa Aceh, bangsa Minang, bangsa Riau Bugis, Banjar,

Dayak, Maluku, Papua – kita semua adalah satu keluarga besar Nusantara, lahir dari rahim

sejarah yang sama, berakar pada bumi yang sama, dan dipelihara oleh adat serta agama yang

saling mengikat.


Suara Kejujuran dan Kebenaran

Hari ini, izinkan saya berbicara dengan penuh jujur dan berterus terang. Apakah bangsa2 kita

hidup dalam keadilan? Jawapannya jelas: tidak!

Hari ini saya menyeru dan bukan sekadar untuk tuan tuan hanya mendengar kata-kata saya,

tetapi untuk menyatukan hati dan tekad. Kita hidup di dalam zaman yang genting, ketika

tanah air kita yang di jajah bergoncang  kekacauan, ketidakadilan, dan penindasan.

Indonesia berdiri bukan diatas keadilan, tetapi di atas warisan penjajahan Belanda. Sistemnya

masih sistem Belanda, undang-undangnya masih bekas jajahan Belanda, dan hasilnya tetap

sama: rakyat diperas, bangsa-bangsa ditindas, dan hanya segelintir elit yang berkuasa.

Penjajahan Hindia Belanda dari Sabang sampai ke Merauke tidak pernah dibubarkan tetapi

hanya ditukar nama menjadi NKRI. Proses Dekolonisasi tidak pernah dijalankan di Wilayah

Penjajahan Hindia Belanda. NKRI tidak mempunyai Hak untuk memboyong Sumber Daya

Alam dari Atjèh, dari Padang, dari Riau, dari luar Jawa semua dibawa ke Jawa untuk

membangun Jawa? Masing2 kita bangsa2 Melayu Nusantara adalah pewaris2 sah dari nenek

moyang kita bangsa2 Melayu Nusantara. Sudah 80 tahun kemerdekaan sesat ini, kita bangsa-

bangsa Melayu Nusantara tetap dijadikan anak tiri oleh Jawa.

Tragedi demi tragedi menjadi saksi – Tanjung Priok, G30S PKI, operasi militer di Aceh,

pembunuhan pejuang hak asasi, almarhum Munir, hingga kematian anak muda bernama Affan

Kurniawan yang digilis kereta perisai Brimob TNI, ketika hanya mencari rezeki. Adakah

keadilan ditegakkan? Tiada!

Sejarah membuktikan: rakyat kecil di Indonesia tidak pernah mendapat keadilan, dan tidak

akan pernah.


Bangkitnya Kesedaran

Saudara-saudara, berapa ramai mahasiswa yang gugur di jalanan, berapa ramai keluarga

kehilangan anak, suami, dan ayah – adakah ada yang mendapat pembelaan? Jawapannya

sama: tiada!

Hukum di Indonesia bukan hukum rakyat, melainkan hukum penjajah. Ekonominya bukan

ekonomi rakyat, tetapi ekonomi elit yang tamak. Politiknya bukan suara rakyat, tetapi suara

oligarki yang rakus dan serakah.

Kalau kita terus berada di bawah sistem ini, jangan pernah berharap akan keadilan, jangan

pernah bermimpi akan kemakmuran.


Seruan Persatuan

Kerana itu, hari ini saya menyeru: inilah saatnya kita bersatu!

Bangsa Minang tidak boleh menentukan nasib bangsa Riau. Bangsa Jawa tidak berhak

menentukan nasib bangsa Aceh. Dan bangsa Aceh tidak berhak menentukan nasib bangsa

lain. Kita semua bangsa2 yang setara – bangsa-bangsa Nusantara yang merdeka.

Dahulu kita pernah berdiri bersama, melahirkan kerajaan-kerajaan agung: Sriwijaya,

Samudera Pasai, Kesultanan Aceh, Kesultanan Maluku. Seperti Eropah kini bersatu dalam

kesatuan Uni Eropa, mengapa kita tidak mampu bersatu dalam satu Persatuan Negara2 Uni

Melayu Nusantara?

Maka saya menyeru – bangsa Aceh, bangsa Minang, bangsa Riau, Melayu Deli, Batak, Bugis,

Banjar, Dayak, Toraja, Maluku, Papua – marilah kita bersatu dalam sebuah persekutuan baru.

Persekutuan yang adil, sama rata, dan bebas daripada penjajahan gaya baru.


Peluang Dalam Kekacauan

Hari ini Indonesia sedang kacau. Gas pemedih mata memenuhi udara, jalan raya dibanjiri

rakyat, gedung-gedung parlimen digoncang oleh suara protes. Inilah kesempatan kita. Dari

runtuhan sistem zalim ini, kita boleh membina sesuatu yang baru – sebuah tanah air Nusantara

yang adil dan merdeka.


Amanat Penutup

Saudara-saudaraku, kita bukan bangsa kecil. Kita adalah bangsa2 besar, bangsa2 Melayu,

bangsa Nusantara. Kita telah berdiri beribu tahun, kita pernah memimpin samudera, kita

pernah menguasai perdagangan dunia. Kini tiba masanya kita bangkit semula.

Bersatu kita teguh, bercerai kita binasa.

Inilah seruan dari Aceh – ikhlas dari hati, untuk seluruh bangsa Nusantara:

Marilah kita bangkit.

Marilah kita bersatu.

Marilah kita tegakkan tanah air yang adil, sama rata, dan merdeka! Merdeka Atjèh Sumatera!

Merdeka Maluku! Merdeka Papua! Merdeka Republik Persatuan Sulawesi!

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

0 comments:

Post a Comment